Malam
inii, ku pejamkan mata seolah-olah melukiskan pelangi bersanding bersama sang
bintang di langit... Walaupun kenyataannya ini mustahil, tapi sungguh
membayangkannya saja sudah membuatku merasa tenang.
beberapa
untaian kata yang mengalun lembut dengan pelapukan kabut jelaga ini,
mengingatkan bahwa ini bukan sekedar mimpi atau dongeng sebelum tidur... tapi
ini adalah hasil imajinasi sang bidadari yang bersembunyi dibelakang pelangi
untuk menguraikan keindahan warnanya satu per satu... dan inikan selalu menjadi
indah disetiap masanya, serta selalu membuat yang lain terpukau bila ia muncul
menari indah dilangit yang biru.
BINTANG
dan PELANGI..... merupakan dua analog yang sama-sama indah... analog untuk
manusia yang punya impian dan harapan.... bahkan manusia yang tahu benar makna
air mata dan tawa....
pada
bintang, sejak dulu telah kuselipkan harapan agar bisa menjadi sepertinya,
walau tinggi dan terlihat sangaaaat kecil, namun tak ada satu manusiapun yang
berkata bahwa bintang itu jelek.... semua
mengakui akan keindahannya, meski terkadang keindahan itu kelihatan sedikit abstrak...
mungkin karena jaraknya yang terlampau begitu jauh. Tapi ini karena langit itu tidak
egois, ia senantiasa menjalankan titah Rabbnya untuk menghadirkan bintang di
sela-sela gelapnya malam.
Bahkan
ketika langit berganti biru sekalipun ia tetap tidak rela menyembunyikan
keindahan sang bintang... bersyukurlah karena Sang Penguasa begitu adil untuk
menciptakan pelangi dikala hujan menyapa.
namun
adakah yg ingin menjadi seperti LANGIT??? mungkin ada, tapi mungkin juga pada
ragu... karena manusia terkadang lupa untuk bercita-cita bisa selalu
membagiakan keindahan dan kebahagiaan pada orang lain. walaupun semuanya
berasal dari Rahmat Sang Ilahi Rabbi... langit pula tak merasa marah ketika
kesejukan birunya, disaingi oleh kehadiran pelangi yg bewarna warni. karena ia
tahu, ia akan terlihat indah di mata bila bersama pelangi...
semuanya
mengajarkan ku tentang kemahadasyatan cinta Allah... dan mempelajari sedikit
sendi-sendi analogi untuk kehidupan ini dari ciptaanNya.
pada
pelangi kuceritakan harapan dan perjuanganku... karena tak pernah kulupakan
sebuah rangkaian kalimat
"jika kesedihan adalah hujan dan
kebahagiaan adalah matahari maka aku membutuhkan keduanya untuk melihat
PELANGI."
Sejak
mendengarnya pertama kali... kalimat ini sudah berhasil membuat ku merinding
sekaligus merasa sedikit tentram. Karena yang ku tahu bahwa untuk mendapatkan
kebahagiaan yang sesungguhnya, bisa didapat bila kebahagiaan dan kesedihan itu berbaur
menjadi satu... tanpa matahari dan selanjutnya hujan, belum tentu menghadirkan
pelangi yg indah.. meskipun itu adalah sebuah proses alam.
semuanya
membuatku belajar.. bahwa sesuatu yang indah itu bayarannya adalah usaha, dan perjuangan
yang tak pernah mempedulikan apakah didalamnya itu ADA AIR MATA ATAU TAWA... menjalani
proses terkadang tidaklah semudah membalikan telapak tangan, dan tak seringan
angin yang menggoyangkan dedaunan ataukah secepat ombak yang berkejaran
menampar pasir pantai..
tapi
aku tahu untuk menjadi PELANGI dan BINTANG itu butuh langit, matahari, hujan
dan rembulan yang selalu bekerja sama untuk adanya mereka.. ini akan selalu
berbagi kasih untuk menyeru keindahan Rabbnya....
sekarang...
akankah ada yang berfikir untuk menjadi seperti mereka... LANGIT?, BINTANG?,
PELANGI?, MATAHARI? Atau HUJAN? mungkin juga REMBULAN?
karena
ini tidak bisa indah jika kau sekaligus ingin menjadi seperti mereka. semua
akan indah apabila kita semua mau bekerja sama untuk menampilkan yang terbaik
dalam hidup. dan ingatlah semua keindahan yang pernah terpancar darimu itu
karena Allah dan saudara-saudaramu masih menutupi kejelekanmu, mereka
menutupinya karena kebaikan dan usahamu untuk tetap menjadi insan yang baik dan
mulia.
dan
ingatlah ketika keindahan yg terpancar darimu terlihat indah dimata orng lain
yg menganggap kau indah... itu karena setiap orang bisa menjadi BINTANG,
PELANGI, MATAHARI, LANGIT, HUJAN maupun REMBULAN... dan tentunya pada
lingkungan yg membutuhkan kita untuk jadi apa... namun, tetaplah memilih satu
dari semuanya sebagai kerendahan dan kelembutan hatimu atas Rahmat dari-Nya, karena
kita berhak memilih untuk mengindahkan sesama... karena tidak beriman salah
satu diantara kalian hingga kalian dapat mencintai saudaranya melebihi cintanya
pada dirinya sendiri
pukul
23:31, waktu setempat
di
Ma’had Aly, kampus UIN Samata-Gowa
tepatnya
disudut kamar dekat jendela
Nurul
Fadhilah Faisal