Disaat waktu yang kosong, dan cenderung tak produktif akhir-akhir ini menumbuhkan rasa jenuh dengan sendirinya, terlebih gerimis yang tak putus dari sore hingga berganti malam. Saya terkadang resah, entah harus melakukan apa, sebagai mahasiswa semester akhir tentu harusnya hal dan waktu seperti ini dijadikan quality time bersama nya—tugas akhir—, sebab kekosongan kali ini tak menuntut kesibukan yang penting apapun.
Tapi yahh itulah manusia, selalu saja berteman baik dengan kemalasan, hanya sedikit dari mereka yang tidak seperti demikian.
Entah obat stimunus apa yang harus ku teguk agar menggairahkan tugas akhir itu untuk dikerjakan. Mungkin inilah kendala kebanyakan mereka yang beralasan “masih betah di kampus” “belum siap jadi pengangguran” dan lain sebagainya. Apapun itu, nyatanya tak dapat dipungkiri, kutukan itu juga sedang menghampiriku saat ini.
Padahal jika berkaitan soal menulis, saya lebih produktif menuliskan status, curhatan di blog atau lain sebagainya ketimbang mengerjakan tugas yang penuh dengan paksaan ini. Ya, sudahlah berhenti menciutkan diri dan meyudutkan sang tugas tersakral sepanjang hidup mahasiswa itu. Yang terpenting adalah tetap menjadikannya sebuah proses, proses yang harus dilalui sebagai seorang penuntut ilmu, maka tak salah dalam hal menyikapinya tentu terselip keterpaksaan, tapi jauh dari itu pengharapan akan sebuah akhir menuntut kita untuk mengerjakannya, menjadikannya teman terdekat ketimbang guling.
Well, dengan segenap menghilangkan, dan menjauhkan pasangka buruk terhadapnya—tugas akhir—melalui kekuatan supraalam yang natural, mari sejenak untuk merelaksasikan diri sebelum memulai, *pasang headset putar film korea.
Nah lohh… *&%!$@*&
Entah obat stimunus apa yang harus ku teguk agar menggairahkan tugas akhir itu untuk dikerjakan. Mungkin inilah kendala kebanyakan mereka yang beralasan “masih betah di kampus” “belum siap jadi pengangguran” dan lain sebagainya. Apapun itu, nyatanya tak dapat dipungkiri, kutukan itu juga sedang menghampiriku saat ini.
Padahal jika berkaitan soal menulis, saya lebih produktif menuliskan status, curhatan di blog atau lain sebagainya ketimbang mengerjakan tugas yang penuh dengan paksaan ini. Ya, sudahlah berhenti menciutkan diri dan meyudutkan sang tugas tersakral sepanjang hidup mahasiswa itu. Yang terpenting adalah tetap menjadikannya sebuah proses, proses yang harus dilalui sebagai seorang penuntut ilmu, maka tak salah dalam hal menyikapinya tentu terselip keterpaksaan, tapi jauh dari itu pengharapan akan sebuah akhir menuntut kita untuk mengerjakannya, menjadikannya teman terdekat ketimbang guling.
Well, dengan segenap menghilangkan, dan menjauhkan pasangka buruk terhadapnya—tugas akhir—melalui kekuatan supraalam yang natural, mari sejenak untuk merelaksasikan diri sebelum memulai, *pasang headset putar film korea.
Nah lohh… *&%!$@*&
0 komentar:
Posting Komentar