in the name of Allah the most gracious the most mercyful

Sabtu, 25 Agustus 2012

di kota mimpi kita

Kau mungkin tak akan pernah peduli bagaimana saat pertama kali kita saling kenal. Seperti pagi yang tak pernah kau pikir kenapa ia terus datang padahal malam selalu tampak lebih puitis daripada puisi manapun. Ia juga lebih sunyi dalam keheningan di langit-langit kamarku. Semua orang tiba-tiba saja melupakan dunia yang penuh dengan kesibukan, pertengkaran dan perdebatan tentang kebenaran. Apakah kau mengingatnya?


Hari itu, seekor laba-laba seperti sedang membuat jaring-jaring cahaya di antara kau dan aku. Aku terperangkap di jaring itu sambil memperhatikanmu di seberang sana, itu karena kau yang awalnya mengirimkan tanda ini :), untuk apa memperdebatkan senyum atau salam sebagai permulaan, yang ujung-ujungnya aku akan mencari tahu tentang mu juga. Laba-laba yang tadinya hanya diam sekan memberiku pertanda bahwa aku aman, aku boleh mencari tahu siapa yang telah membuat ku penasaran sampai sebegininya. Aku betah memandangmu berlama-lama, sambil mematung di sana, membiarkan kornea mataku merekam sebuah efek visual yang membuat hatiku merasa nyaman.

Aku tak pernah berpikir sejauh ini. Bahwa kau dan aku akan menjadi kaitan yang saling membutuhkan, aku yang butuh keterampilanmu yang selalu membuat bibirku melengkung ke atas seperti mangkuk antik milik nenekku, dan kau hanya membutuhkan waktuku.

dari ngacak-ngacak om google

Kota ini, adalah sebuah pot besar yang menampung semua mimpi orang-orang di dalamnya. Walakupun ku tau lebih banyak mimpi yang kau tanamkan di kotamu yang terlampau jauh dari ku, kau juga telah menanam mimpi di kota ini, terutama dihatiku. Aku senantiasa merawatnya dan berharap suatu hari mimpi itu terbangun dengan apa adanya dia sebagai mimpi. Kau tahu, aku sempat bermimpi bertemu denganmu dalam sebuah mimpi yang tak pernah kuatur skenarionya. Kau pergi bukan bersama ku, menerobos lautan biru tanpa pamit dariku. Aku harus berbalik arah membelakangimu sambil menghitung 47 langkah kemudian berbalik lagi dan berharap kau menghampiriku. Tapi ternyata kau hilang..

Pagi itu begitu sendu dan kabut pelan-pelan memudar seperti halnya ingatan senja. Anehnya aku terbangun dengan penuh keringat, itu adalah mimpi yang seburuk-buruknya mimpi seorang penjahat yang ingin menguasai dunia dan membuat perang dunia baru. Aku berusaha mengumpulkan fragment tentangmu di dalam kepalaku sendiri, wajah yang mengais bahagiaku, suara yang selalu kurindukan dan juga tulisanmu.

Sialnya, aku kehilangan sesuatu yang mengganjal pagi itu. Kita pernah bertemu di mana?

Sejak saat itu, aku berusaha menelusuri papan percakapan kita sambil berjalan kaki di kota yang menampung mimpi kita. Dan setelah lelah mencari aku kembali ke rumah dan memandangi langit-langit kamar yang kosong, dengan sepi dan sunyi yang sama ditemani hening yang begitu larut. Sebenarnya dimana kamu?? ah, suara itu lagi. Jantungku selalu berdegup kencang setiap memikirkan mu seperti ini. Aku merabanya perlahan, dan aku baru menyadari ternyata kau masih di hati dan fikiranku.

0 komentar:

Posting Komentar

 
ever after Blogger Template by Ipietoon Blogger Template