Kita bukan lagi kita
Disaat kecewa mengibas seluruh rasa
Aku bertanya akan dibawa kemana?
Akan sampai kapan?
Kita insan yang dulu indah
Tapi waktu mengubahnya...
Harapan mu yg terlalu besar
Untukku yang tak pernah bahagia
Kau tanya apa ukuran ku bahagia
Ternyata kaupun tak tau...
Pernahkah rasamu bertumbuh?
Pernahkan kau jadikanku labuh?
Aku yg dulu memperjuangkan mu
Apa sekarang akupun harus berjuang sendiri?
Jika aku dulu bukan pilihan
Mengapa harus menetap?
Menyesalkah sekarang?
Untuk apa...
Menyakitiku kau anggap ku kurang bersabar
Setegar apa wanita yg kau harap
Bukan kah cerminan mu ada padaku..
Tapi sayang..
Kita bukan lagi kita
15/2/2020
Sabtu, 15 Februari 2020
Separuh Pergi
Hitungan waktu terus berputar di kepalamu
Seolah merencanakan kapan akhirnya
kata keji yang ku ungkap
Ternyata kau sematkan di akalmu
Kau kecewa dengan semua itu
Bahkan tak menghiraukan ku
Aku sendiri, dengan jiwa kecil yg terus memberontak
Terdidih emosi hingga memecah tangis
Kau tak paham akan situasi
Berapa lama agar kau mengerti ?
Rasa itu hanya stuk dan tak pernah bertumbuh
Bahkan semakin hilang digelayut lara
Nafasku panjang namun tak lagi sama
Kau pun begitu bukan seperti awal yg ku kenal
Apa mau Tuhan untuk ini
Jiwa kecil harus bertumbuh tanpa kasih?
Lakukan apapun agar kembali
Tapi tidak, bukan sebuah kepentingan bagimu
Yang kutau saat ini jiwaku separuh pergi,
Entah kapan kau tebusnya kembali.
Seolah merencanakan kapan akhirnya
kata keji yang ku ungkap
Ternyata kau sematkan di akalmu
Kau kecewa dengan semua itu
Bahkan tak menghiraukan ku
Aku sendiri, dengan jiwa kecil yg terus memberontak
Terdidih emosi hingga memecah tangis
Kau tak paham akan situasi
Berapa lama agar kau mengerti ?
Rasa itu hanya stuk dan tak pernah bertumbuh
Bahkan semakin hilang digelayut lara
Nafasku panjang namun tak lagi sama
Kau pun begitu bukan seperti awal yg ku kenal
Apa mau Tuhan untuk ini
Jiwa kecil harus bertumbuh tanpa kasih?
Lakukan apapun agar kembali
Tapi tidak, bukan sebuah kepentingan bagimu
Yang kutau saat ini jiwaku separuh pergi,
Entah kapan kau tebusnya kembali.
15/2/20
Senin, 29 Desember 2014
aku dan tugas akhir
Disaat waktu yang kosong, dan cenderung tak produktif akhir-akhir ini menumbuhkan rasa jenuh dengan sendirinya, terlebih gerimis yang tak putus dari sore hingga berganti malam. Saya terkadang resah, entah harus melakukan apa, sebagai mahasiswa semester akhir tentu harusnya hal dan waktu seperti ini dijadikan quality time bersama nya—tugas akhir—, sebab kekosongan kali ini tak menuntut kesibukan yang penting apapun.
tentang mu [rindu]
seperti gerimis yang menggenang
pelan lalu menghilang
turun perlahan mencipta
jejak jejak resah yang basah
seperti itulah
pada bilangan rindu di antara kata yang gugu
kutitipkan asa itu
mungkin saja akan sampai kepadamu
walau penuh bilur bilur biru
karena kau masa depanku
pelan lalu menghilang
turun perlahan mencipta
jejak jejak resah yang basah
seperti itulah
pada bilangan rindu di antara kata yang gugu
kutitipkan asa itu
mungkin saja akan sampai kepadamu
walau penuh bilur bilur biru
karena kau masa depanku
Sabtu, 18 Oktober 2014
Fakta Malam Hari; akhir-akhir ini
Entah bagaimana caranya menciptakan tidur yang berkualitas di malam hari akhir-akhir ini. Rasanya tuh cuaca akhir-akhir ini panas-panas gimana gitu. Secara ya bagi kita-kita ini yang bermukim di tempat yang sesungguhnya bukan rumah pribadi, alias asrama kampus yang terbatasnya fasilitas, tentu jika mendapati kondisi kegerahan di malam hari yang paling pertama kita cari ialah kipas, kipas yang kami maksud disini ialah kipas yang berasal dari kekuatan tangan sendiri, tidak ada pilihan lain, disaat AC (baca: angin cendela) kami tidak dapat difungsikan dikarenakan diborongi kerumunan nyamuk yang berasal dari luar tuh sakitnya di sini, di sini (sambil nunjuk hasil perbuatan nyamuk ehh), yah selain itu tak jarang kamipun memanfaatkan lantai sebagai alas tidur kami, hal ini berguna untuk menciptakan mmm, lebih tepatnya mentrasfer suhu dingin yang ada di lantai ke tubuh kami, ada-adalah ademnya gitu.
Well, sesungguhnya semua kemungkinan untuk menghapus peluh yang tercipta dimalam hari, apapun telah kami lakukan. Satu yang pasti, yang seperti ini standby di ranjang ya.
Rabu, 27 Agustus 2014
entahlah
Ketika kenyataan jauh dari pengharapan, maka denting pilu pun mengalun bersama tetesan air mata yang jatuh... aku bahagia bisa sampai pada detik ini demi memperjuangkan kita, walau kitapun tak mampu meraba akhir dari semua...
Aku berharap, perjalanan panjang takkan pernah menjadi semu, meskipun kita tetap sulit tuk bersatu...
Mungkin dunia enggan melihat kebahagiaan kita, mungkin juga ada yang lebih baik dari ini semua, entahlah aku lelah menebaknya...
Biarkan waktu yang menghantarkan kisah ini... apapun akhirnya.
Aku berharap, perjalanan panjang takkan pernah menjadi semu, meskipun kita tetap sulit tuk bersatu...
Mungkin dunia enggan melihat kebahagiaan kita, mungkin juga ada yang lebih baik dari ini semua, entahlah aku lelah menebaknya...
Biarkan waktu yang menghantarkan kisah ini... apapun akhirnya.
Label:
cuma mau cerita,
PERSEMBAHAN
Selasa, 29 Juli 2014
kembali; kediaman lama
Sudah lama tidak
menggunjungi kediaman ini, sudah lama tidak bersua dengan jejeran kata ini...
berdebukah kau? terlihat seperti gedung tua yang dipenuhi sarang laba-laba.. sudah lama rasanya tak membawa cahaya masuk menyinari tiap sudut ruang ini, sudah lama rasanya tak menghadirkan udara untukmu lebih luas bernafas... bagaimana kabar jejaran itu? bagaimana kabar kata, terasa asingkah ia, aku harap tidak, kembalilah bersamaku bermain lebih banyak...
Kamis, 17 April 2014
Air Mata
kureguk
getir hingga ke ampas
mengais tanpa ada rasa sabar
mengais tanpa ada rasa sabar
terpuruk
dengan lebam yang mengeras
hingga
jatuh, terserak tanpa dasar
kemana air mata tadi pergi
kulihat ia tadi di sini
mengoyak kelopakku yang sayu,
menggelantung di bulu mataku yang sendu
kemana air mata tadi pergi
kulihat ia tadi di sini
mengoyak kelopakku yang sayu,
menggelantung di bulu mataku yang sendu
Label:
PERSEMBAHAN
Jumat, 04 April 2014
(Lupa) Merencanakan Sebuah Akhir
Kita
hidup dengan segudang keinginan. Beberapa dari kita sangat serius dalam
memenuhinya. Berbagai target kita buat, mulai dari yang besar hingga yang
kecil. Mulai dari jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang. Setelah
target ditentukan, kita buat strategi pencapaiannya step by step dan
mulailah kita melangkah untuk mewujudkannya.
Persiapan
yang matang mutlak diperlukan untuk mencapai hasil yang maksimal. Begitu pula
dengan target-target yang telah kita susun dalam hidup kita, butuh perencanaan
matang dalam menyusunnya. Rencana yang jelas ibarat sebuah peta yang akan
menuntun kita mencapai tujuan. Peta akan memberikan arah kemana kaki ini harus
melangkah terlebih dahulu, perkiraan waktu dan jarak tempuh perjalanan, yang
nantinya akan memudahkan kita untuk menentukan bekal apa saja yang harus kita
persiapkan.
Label:
PERSEMBAHAN
Senin, 24 Februari 2014
pantasnya pundak siapa? saya?
Setiap
manusia hidup dengan peran mereka masing-masing. Peran tersebutlah yang
akhirnya turut melahirkan tanggung jawab. Saya biasa menyebutnya amanah. Ada
amanah yang tersemat di setiap peran yang kita miliki, entah sebagai seorang
anak, seorang mahasiswa, seorang karyawan, bahkan seorang pemimpin. Semuanya
berdampingan dengan sebuah amanah. Tentu dengan kadar yang sesuai dengan
kualitas pribadi tiap orang.
Amanah sejatinya tak bisa terhindarkan. Mau tidak mau, suka tidak suka, suatu saat akan sampai juga di pundak kita. Jika tidak sekarang maka besok, jika tidak besok maka lusa. Misal jika anda belum siap menikah sekarang, bukankah suatu saat nanti anda juga akan tetap menikah?
Amanah sejatinya tak bisa terhindarkan. Mau tidak mau, suka tidak suka, suatu saat akan sampai juga di pundak kita. Jika tidak sekarang maka besok, jika tidak besok maka lusa. Misal jika anda belum siap menikah sekarang, bukankah suatu saat nanti anda juga akan tetap menikah?
Label:
cuma mau cerita
Langganan:
Postingan (Atom)