 |
ini diaaa.. lebih mantap dinikmati selagi panass.. |
Saat langit terlihat keabu-abuan,
angin bertiup kencang gak karuan rasanya jadi pengen meneguk secangkir kopi.. tak
berpikir panjang lagi Good Day Vanilla Latte yang tinggal 1 bungkus di dalam
box saya, jadi pilihan teman di siang menjelang sore saya kali ini. Meninggalkan
sejenak ketikan tugas yang membuat kepalaku berasap-asap.. “Tidak perlu
berpikir keras untuk menyelesaikan sebuah permasalahan. Persoalan bisa
terselesaikan dengan hanya menyeruput secangkir kopi”, kata maniak kopi. Bisa kurasakan,
paling tidak seperti memacu pikiran
untuk melahirkan ide-ide baru (Setidaknya itu yang yang kulakukan sekarang).
Secangkir kopi panas ini tak
boleh disia-siakan, dengan menghirupnya saja merasuki diri dengan sebuah
semangat. Semangat kesyukuran meneruskan perjuangan (menyelesaikan tugas-tugas
kuliah misalnya haha..), Kopi telah memberikan inspirasi tersendiri bagi para penikmatnya.
Tidak hanya saya saja, tapi kenikmatannya telah dirasakan dan diakui oleh
banyak orang di muka bumi ini, bahkan ada yang mendeskripsikannya dalam
berbagai ungkapan, seperti
"No one can understand
the truth until he drinks of coffee frothy goodness." - Sheikh Abdul-Kadir.
"Coffee has two virtues: it is wet and warm." - Pepatah Belanda
"Among the numerous
luxuries of the table...coffee may be considered as one of the most valuable.
It excites cheerfulness without intoxication; and the pleasing flow of spirits
which it occasions...is never followed by sadness, languor or debility." -
Benjamin Franklin
"Ah, that is a perfume in
which I delight; when they roast coffee near my house, I hasten to open the
door to take in all the aroma." - Jean Jacques Rousseau..
Seperti itulah kenikmatan mereka bersama
kopi. Bahakan sempat saya membaca sinopsis sebuah buku (Lupa judulnya) karya Dewi
Lestari yang menceritakan tentang cinta, tapi yang aneh judulnya malah tentang
kopi.. Mau tahu korelasi antara kopi dan cinta? Yya.. sepertinya harus membaca
buku yang 134 halaman (klo nda salah) sampai tuntas (sayangnya saya hanya
membaca sinopsisnya dengan artian tidak membelinya). Kumpulan cerita dan
prosanya memaknai cinta serupa menikmati secangkir kopi hangat. Karena sebagaimana
yang kita ketahui cinta itu manis, perasaan umum yang dialamini secara massal
oleh orang-orang yang merasakannya. Sama seperti kopi dengan takaran gula yang
pas.
Tapi kopi itu juga berasa pahit,
sama seperti cinta yang bisa dirasakan saat kecewa, atau patah hati mungkin..
aahh, yang jelas Kopi itu manis, pahit, sekaligus bikin kecanduan seperti cinta
(lagi-lagi saya mengaitkan antara keduanya). Walaupun berkali-kali jatuh cinta,
kecewa, patah hati, tetap saja kita tidak jera untuk jatuh cinta lagi (aaah apa
omongg, haha...). Entah kecanduan rasa berbunga-bunganya kah.., atau malah rasa
sakitnya...
Yang jelas, untuk memuaskan
kecanduan itu manusia bahkan seekor kecoak rela melakukan banyak hal. Cinta
memang seperti kopi, bisa jadi semacam ectasy buat hidup (iyya kah??). Bisa memicu
melakukan hal-hal yang tak terbayangkan.. Semacam pengaruh yang alami untuk
berbuat hal-hal yang nekat. Seperti cerita kecanduannya seekor kecoa, yang mempertaruhkan
tubuhya untuk dihajar sepatu bahkan disemprot obat anti serangga di balik
korden karena kecanduan mengintip wajah gadis cantik, anak dari pemilik rumah
yang phobia kecoa. Ada juga yang demi cintanya pada kopi, rela mengelilingi
dunia untuk belajar meramu kopi terbaik.
Dari info yang ada kafein dalam
kopi dapat membunuh seseorang dengan pelan-pelan. Sama seperti cinta (lagi, lagi).
Apalagi kalau cinta yang terpendam bertahun-tahun dan bertransformasi jadi
obsesi (waaahhh...) jika masih percaya kalau cinta selalu berakhir bahagia ala
dongeng Cinderella, perlu diklarisifikasi bahwa cinta itu bisa jadi semacam
arsenik dosis kecil, ia mampu membunuh jika kita diam (haddehh..). Ngomong-ngomong
saya sedari tadi menikmati ketikan ini dalam diam-diam sambil mencecap cinta
rasa kopi. Hahhh...
Terkait dengan itu, dari beberapa
artikel yang saya baca dalam studi yang dilakukan kepada 400.000 orang usia
50-71 tahun, semakin banyak kopi yang diminum maka semakin kecil kemungkinan
meninggal akibat beberapa penyakit, seperti serangan jantung, penyakit
pernapasan, stroke, diabetes, hingga kanker. Penelitian ini dilakukan di
Amerika Serikat dan dipublikasikan di The New England Journal of Medicine, juga
menyebutkan bahwa para peminum kopi tampak lebih menikmati kesehatan yang baik.
Sementara, dalam penelitian di
Institut Kanker Nasional, Maryland, tidak mengatakan bahwa kopi bisa
merendahkan risiko kematian, tapi mereka menemukan hubungannya. Sehubungan penelitian
yang dilakukan, mereka membagi partisipan ke dalam kelompok peminum kopi hingga
enam cangkir sehari dan kelompok yang sama sekali tidak minum kopi.
Menurut para ahli hubungannya
adalah karena bahan-bahan terkandung dalam kopi bermanfaat bagi kesehatan.
Antioksidan dan magnesium diduga memiliki peran penting dalam mengurangi
kemungkinan kematian akibat penyakit. Dr Euan Paul, Direktur Eksekutif Asosiasi
Kopi Inggris, mengungkapkan penelitian tersebut merupakan bukti mengkonsumsi
kopi yang aman setiap harinya, yaitu 4-5 cangkir kopi.
Sejatinya saya minum kopi Good Day bukan karena menghindari rasa kantuk, tapi lebih kepada menikmati rasa dari kopi mix ini. Good Day, makes ur day (kayak promotor iklan aja)