Kisah Sebongkah Batu

Aku hanyalah sebongkah batu yang tidak berharga. Diinjak injak orang dijalan dan penuh debu nestapa yang hina. Hingga suatu ketika, ada tangan perkasa mengapaiku. Kemudian ia menyimpanku dikantung baju yang terletak dekat dengan jantungnya..

Sesampainya di sebuah rumah, ia menggenggam dan memandangku sambil tersenyum hangat seraya berkata “Aku akan membuatmu bersinar dan cemerlang”. Namun keraguan menyergapku seketika tapi kehangatan senyumnya meredam gelisahku. Akupun pasrah ditangannya bersama debu yang menempel ditubuhku.

Berhari-hari lamanya aku masih saja berada dikantongnya. Aku mulai tidak yakin akan apa yang dijanjikannya. Hingga waktu berlalu akupun mulai bosan, tiba-tiba saja aku rindu. rindu akan pingiran jalan. Walau diinjak orang-orang dan berdebu, tapi tidak kesepian seperti ini.

Suatu ketika tangan perkasa itu kembali menggapaiku. Membungkusku dengan kain, mengusapku seraya mengulang kata "Kamu akan bersinar … kamu akan bersinar…" Dalam diri aku berkata "mana mungkin” sambil berharap tersirat kebenaran itu.

Kemudian ia membawaku ke sinar lampu terang. Kulihat ada dua pisau dikiri kanan ku, ternyata “ia ingin menghancurkanku” teriakku dalam diri. Namun apalah daya aku, yang hanya sebuah batu.

Sakit yang kurasakan disetiap tubuhku. Tertindih dan diasah oleh pisau-pisau itu. Jeritan pisau pun merongrong sanubari tubuhku. Apalah aku ini hanya sebuah batu yang tersiksa.

Terbangun aku dari rasa sakit yang berhenti seketika. Kudengar decapan kekaguman.. Sampai tak menyangka saat melihat cermin dikiri dekat gelas minuman. Siapa batu yang mengkilap bersinar dan cermerlang itu?

Ia membawaku dan menaruhku kedalam kotak hitam yang empuk. Aku merasakan perubahan dari setiap orang yang mengagumiku. Aku tersipu malu dan tersanjung tinggi. Nama baruku ialah batu permata berlian

NB: there is no moral of the story, just thinking of a diamond and I'm inspired to write this.. hehe :D