in the name of Allah the most gracious the most mercyful

Minggu, 01 Juli 2012

^_^

Malam itu hening tanpa bintang, tapi aku merasa bulan yang membundar sempurna di langit sana tengah menatapku, seakan sinarnya menembus atap dan menghempas plafon kamarku bersama angin yang berhembus.. Ada segurat rasa yang tertinggal, kau tahu.. aku tetap menunggu hingga tanda hijau muncul di profil mu. Aku berharap detik ku tak berlari terlalu cepat.. sebab ini giliran malam ku.. 


Aku melihat dirimu tengah sesak diselimuti aura kelam. Tiba-tiba saja kau terduduk sepi, meminta izin untuk pergi ke suatu tempat. Aku sendiri tak mengerti, bukankah aku sudah menemukanmu (?) Mengapa hendak pergi lagi?

“Mau Kemana?” Tanya ku. “Aku ingin pergi ke masa sedetik sebelum pertemuan pertama kita. Ketika itu, aku akan mengambil langkah berbeda sehingga aku tidak mengenalmu, dan kita akan menjadi orang asing satu sama lain. Akan lebih baik jika kita tidak pernah saling  kenal sebelumnya.” Katamu kemudian pergi berlalu meninggalkan ku.

Aku tidak mau mengakuinya tapi mendengar kalimatmu, rasa haru mendera begitu cepat. Aku menangis sampai semua air yang ada di dalam tubuhku seolah keluar.

Esoknya, kau meminta maaf untuk semua kata yang telah melukaiku. Kau menarik kalimatmu bahkan memintaku menghapusnya dari memoriku. Terluka? Aku tersenyum lembut, aku tidak terluka. Apa kau tahu? Kalimatmu itu benar-benar menandakan kau tidak ingin melepaskan genggaman tanganku. Tidak ingin menyimpan kata perpisahan dalam takdir kita. Aku menangis bukan karena terluka melainkan karena merasa bersalah, ternyata cahayaku tidak cukup hangat untuk menopang dan menguatkanmu.

Seketika kau merengut protes (tidak setuju) atas ucapanku. Lalu tiba-tiba kau bertanya padaku “Apa kau sayang padaku?”, “Iya...” jawabku, “Aku sangat menyayangimu” katamu lagi, “aku Lebih...” kataku tak mau kalah, “aku Lebih lebih lebiiiih, yyeahh aku menang. Kau tak bisa mengalahkan kasih sayangku padamu haha” katamu girang.

Uhm... sebenarnya apa yang ada di pikiranmu sih? Mendadak saja mengubah tangisku menjadi tawa, kata ku dalam hati. “aku juga ingin meminta izinmu untuk pergi ke suatu tempat. Ada suatu tempat yang ingin kutuju. Sejak lama.. aku ingin mencoba masuk di sana. Bolehkah?” kataku serius, “mau kemana?” tanya mu heran”. “Aku ingin ke hatimu” jawab ku sambil tersenyum.

Tapi... kau terdiam, mengerutkan kening lalu menggeleng perlahan. Aku menanti responmu tetapi kau malah memunggungiku. Di saat aku hendak bicara lagi, kau berseru lantang bahwa diriku sudah ada di sana sejak lama. Aku terhenyak..

Terdengar jam alarm di hp ku mengamuk dan akhirnya membangunkan ku. ahh, ternyata mimpi.. gumamku dalam hati. Masih menunjukkan pukul 04.01, ku membuka kembali akun biru putihku “maaf nah dek nda sempat ka kasian...” balasnya beberapa jam yang lalu. Kemudian ku hembuskan nafas panjang, kau tahu.. malam ini, aku sudah bahagia bertemu dengan mu dalam mimpi.

0 komentar:

Posting Komentar

 
ever after Blogger Template by Ipietoon Blogger Template