Malam itu hening tanpa bintang, tapi
aku merasa bulan yang membundar sempurna di langit sana tengah menatapku, seakan
sinarnya menembus atap dan menghempas plafon kamarku bersama angin yang
berhembus.. Ada segurat rasa yang tertinggal, kau tahu.. aku tetap menunggu
hingga tanda hijau muncul di profil mu. Aku berharap detik ku tak berlari
terlalu cepat.. sebab ini giliran malam ku..
Aku melihat dirimu tengah sesak
diselimuti aura kelam. Tiba-tiba saja kau terduduk sepi, meminta izin untuk
pergi ke suatu tempat. Aku sendiri tak mengerti, bukankah aku sudah menemukanmu
(?) Mengapa hendak pergi lagi?
“Mau Kemana?” Tanya ku. “Aku
ingin pergi ke masa sedetik sebelum pertemuan pertama kita. Ketika itu, aku
akan mengambil langkah berbeda sehingga aku tidak mengenalmu, dan kita akan
menjadi orang asing satu sama lain. Akan lebih baik jika kita tidak pernah
saling kenal sebelumnya.” Katamu
kemudian pergi berlalu meninggalkan ku.
Aku tidak mau mengakuinya tapi
mendengar kalimatmu, rasa haru mendera begitu cepat. Aku menangis sampai semua
air yang ada di dalam tubuhku seolah keluar.
Esoknya, kau meminta maaf untuk
semua kata yang telah melukaiku. Kau menarik kalimatmu bahkan memintaku
menghapusnya dari memoriku. Terluka? Aku tersenyum lembut, aku tidak terluka.
Apa kau tahu? Kalimatmu itu benar-benar menandakan kau tidak ingin melepaskan
genggaman tanganku. Tidak ingin menyimpan kata perpisahan dalam takdir kita.
Aku menangis bukan karena terluka melainkan karena merasa bersalah, ternyata
cahayaku tidak cukup hangat untuk menopang dan menguatkanmu.
Seketika kau merengut protes
(tidak setuju) atas ucapanku. Lalu tiba-tiba kau bertanya padaku “Apa kau
sayang padaku?”, “Iya...” jawabku, “Aku sangat menyayangimu” katamu lagi, “aku Lebih...”
kataku tak mau kalah, “aku Lebih lebih lebiiiih, yyeahh aku menang. Kau tak
bisa mengalahkan kasih sayangku padamu haha” katamu girang.
Uhm... sebenarnya apa yang ada di
pikiranmu sih? Mendadak saja mengubah tangisku menjadi tawa, kata ku dalam hati.
“aku juga ingin meminta izinmu untuk pergi ke suatu tempat. Ada suatu tempat
yang ingin kutuju. Sejak lama.. aku ingin mencoba masuk di sana. Bolehkah?”
kataku serius, “mau kemana?” tanya mu heran”. “Aku ingin ke hatimu” jawab ku
sambil tersenyum.
Tapi... kau terdiam, mengerutkan
kening lalu menggeleng perlahan. Aku menanti responmu tetapi kau malah
memunggungiku. Di saat aku hendak bicara lagi, kau berseru lantang bahwa diriku
sudah ada di sana sejak lama. Aku terhenyak..
Terdengar jam alarm di hp ku
mengamuk dan akhirnya membangunkan ku. ahh, ternyata mimpi.. gumamku dalam hati.
Masih menunjukkan pukul 04.01, ku membuka kembali akun biru putihku “maaf nah
dek nda sempat ka kasian...” balasnya beberapa jam yang lalu. Kemudian ku hembuskan
nafas panjang, kau tahu.. malam ini, aku sudah bahagia bertemu dengan mu dalam
mimpi.
0 komentar:
Posting Komentar