in the name of Allah the most gracious the most mercyful

Selasa, 10 Juli 2012

hujan..

Hujan...

Saat ini aku tengah memandangmu, menengadahkan wajahku ke langit. Engkau jatuh dari gumpalan awan hitam nan pekat dengan bunyi gemerisik lembut. Tiba-tiba saja aroma tanah yang pertama kali tersentuh olehmu melenyapkan segala kegelisahan dan kegalauan di hati ku.

Hujan...

Tahukah kau? Aku sangat iri padamu. Dengan karunia dari-Nya, kau memiliki kemampuan untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Dirimu yang bergumul dari milyaran tetes air bisa dengan mudah mencapai siapa pun atau apa pun di muka bumi ini.  Sesuatu yang sangat sulit bahkan hampir mencapai titik mustahil bagiku. Untuk itu, maukah kau menolongku? Ayolah, untuk kali ini saja. Hujan, sampaikan salamku pada orang gurun itu. Walau ku tahu kau sangat enggan ke tempatnya.

Hujan...

Aku mengikuti tetes terakhirmu meresap ke dalam tanah, tiba-tiba jingga berbisik, dia tidak melihat sesuatu yang biasa terlihat sesudahmu. Pelangi.. Aku segera menengok ke kiri dan kanan mencari-carinya. Benar, aku tidak bisa menemukannya. Tapi jingga menegurku, katanya pelangi itu tidak berada di bawah tetapi di atas langit. Setengah tertawa, aku menggeleng tidak setuju. Hujan, jumpailah pelangi. Katakan padanya, aku tidak ingin dia menghilang, aku rindu melihat senyumnya yang indah.

Hujan...

Debaran hatiku muncul ketika bersentuhan pertama kali dengan kisahnya. Membuatku ingin melukiskan kisah itu dalam deretan kata yang mempesona. Sayang aku belum berhasil. Karena itu, sampai sekarang pun aku masih berusaha mengenal dia lebih dekat. Siapa dia? Nnah.. tetangga sebelah sana yg banyak ceritanya.. hehe *peace. Hujan, sampaikan salamku padanya. Katakan, semuanya akan indah pada waktunya.., InsyaAllah.

Hujan...

Ketika berbicara dengannya, aku seperti berada di depan cermin. Dia begitu mirip denganku sampai-sampai aku ragu dia adalah manusia, mungkin dia sebuah kloning. Apalagi dia banyak melakukan hal-hal yang kusukai. Aneh? Jangan tanya lagi. Hujan, jumpailah dia di pagi hari. Dia sangat senang melihat bulir-bulir airmu yang jatuh di pagi hari. Sampaikan semangatku padanya, semoga hari-harinya diiringi ceria yang tak akan pernah luntur.

Hujan...

Suatu saat, jika kali ini bukan untuk menyampaikan salam melainkan untuk menemuiku, apa kau bersedia datang? Aku tidak meminta banyak, cukup biarkan aku tersenyum pada langit sehingga butir-butir airmu bisa menyapa wajahku. Dengan begitu, tak akan ada yang sadar bahwa ternyata aku juga tengah mengeluarkan butir-butir air.

0 komentar:

Posting Komentar

 
ever after Blogger Template by Ipietoon Blogger Template